Jalan · June 5, 2016 1

Menikmati Sunset dan Berburu Dolphin di Singaraja, Bali

Tanggal 26 Mei hingga 30 Mei 2016 lalu tim TreplingXYZ melakukan perjalanan travelling ke Bali. Tujuan utama sebenarnya untuk ‘survey’ lokasi terlebih dahulu sebelum nantinya melakukan jalan-jalan yang lebih intens di sana, terutama ke daerah-daerah maupun obyek wisata yang masih baru atau jarang dikunjungi wisatawan. Dua yang menjadi target kunjungan, yaitu pulau Bali bagian utara (Singaraja dan sekitarnya) serta area Gianyar. Yang disebutkan terakhir ini mulai berkembang dalam satu tahun terakhir dengan bermunculannya tempat-tempat wisata alam yang keren dan tidak boleh dilewatkan. Salah satunya yang sudah mulai eksis adalah Hidden Canyon Guwang.

Tapi untuk kali ini kita bahas terlebih dahulu mengenai Singaraja, daerah yang seolah terisolir dari perkembangan pulau Bali. Perjalanan menuju ke sana kami tempuh dengan menggunakan sepeda motor rental. Tiba di bandar udara internasional Ngurah Rai pada pukul 08.00 waktu setempat, kiriman motor yang terlambat membuat jadwal molor hampir satu setengah jam. Rencana untuk sarapan pagi dalam perjalanan pun dialihkan ke warung Nasi Pedas Bu Andika yang terletak di Jl. Raya Kuta.

Menu nasi pedas Bu Andika

Menu nasi pedas Bu Andika

Mungkin karena sudah semakin tenar dan pengunjungnya berasal dari berbagai kota di Indonesia, maka level kepedasan menu di sini terasa jauh berkurang ketimbang beberapa tahun lalu. Harga juga sepertinya semakin mahal, dengan ayam plus abon saja sudah harus merogoh kocek Rp 24.000,-. Belum termasuk minum padahal.

Setelah perut (agak) kenyang, perjalanan menuju Singaraja pun dimulai. Kami sempatkan untuk sejenak mampir di Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul yang kebetulan terlewati rutenya, sekaligus untuk meluruskan kaki dan mengistirahatkan tangan yang kelu karena terus menerus memegang setang motor. Liputan lengkap Pura Ulun Danu Beratan menyusul, ya.

Pura Ulun Danu Beratan

Pura Ulun Danu Beratan

Perjalanan sesungguhnya ternyata dimulai dari titik ini. Tidak hanya harus melalui jalan yang berbukit dan berlembah (alias naik turun), melainkan juga berkelok-kelok dengan tikungan yang terkadang cukup tajam. Ada beberapa spot wisata yang sebenarnya cukup menarik namun sengaja kami lewatkan terlebih dahulu. Seperti Strawberry Hill, air terjun Campuhan, air terjun Gitgit, danau Buyan (dan danau Tamblingan), air terjun Sekumpul, dan sebagainya. Yang cukup menghibur adalah penampakan banyak monyet gendut dan jinak di salah satu area yang memungkinkan untuk melihat penampakan danau Buyan dari atas dengan jelas. Saking jinaknya, saat melintas di depan mereka, saya malah lebih takut tidak sengaja melindas ekornya ketimbang khawatir ada satu dua ekor yang melompat ke arah kami.

Setelah melalui perjalanan yang sebenarnya tidak jauh tapi melelahkan, kami pun tiba di kota Singaraja, yang suasananya kontras dengan kota Denpasar maupun Kuta. Pembangunan di sana seperti tertinggal beberapa tahun dengan kedua kota tersebut, dengan pusat keramaian yang hanya berupa semacam kompleks toko usang.

Checkpoint pertama adalah POP! Hotel Hardys Singaraja Square, tempat kami menginap, yang terletak di ujung kompleks ruko Singaraja Square. Hotel yang berada tepat di pinggir pantai ini ternyata juga menyediakan paket tour untuk melihat lumba-lumba, berangkat langsung dari pantai di sebelah hotel. Untuk review POP! Hotel menyusul, yang jelas cukup memuaskan karena memiliki ruangan kamar yang luas dan, jika tidak ketahuan, bisa dijejali hingga 5-6 orang dalam satu kamar tanpa berdesakan. Tidak jauh berbeda sih dengan ruangan hotel di cabang hotel POP lainnya.

Tempat tidur POP Singaraja

Tempat tidur POP Singaraja

Setelah merebahkan badan sejenak dan membersihkan diri, jadwal selanjutnya adalah berkeliling-keliling cantik untuk mendapat gambaran sekilas mengenai kondisi kota Singaraja. Arah awal yang dituju adalah timur, menyusuri Jl. Surapati ke arah Amed, dimana kita menemukan sebuah stadion yang di parkirannya terdapat warung-warung makan. Juga ada supermarket Carrefour di seberangnya. Berhubung sejak tiba di kota kami memperhatikan jarang ditemui keberadaan restoran maupun warung makan halal, kami pun memutuskan untuk mengisi perut di sana.

Warung Sederhana yang menyajikan hidangan sate dan gule ayam maupun kambing menjadi pilihan kami. Rasanya lumayan, walau penampilannya kurang meyakinkan, hehehe.

Gule kambing

Gule kambing

Perjalanan berlanjut ke arah sebaliknya, menuju Pantai Lovina. Meski di peta terlihat dekat, ternyata jaraknya cukup jauh. Banyak terdapat minimarket dan penginapan di sepanjang jalan, berbeda dengan di kota. Juga bule-bule yang berjalan kaki ke arah pantai. Karena sudah mendapat gambaran mengenai jaraknya (yang benar-benar di luar perkiraan), kami pun akhirnya memutuskan untuk berputar balik ke arah hotel dan menghabiskan sore dengan menikmati sunset, yang terlihat agak nanggung karena tertutup awan.

Sunset di pantai

Sunset di pantai

Meski sempat memesan bakso di abang penjual yang kebetulan mangkal di pinggir pantai (harganya normal, sepuluh ribu per mangkok), kami lanjut mencari hidangan penutup di hari itu alias dinner. Karena di seberang Singaraja Square ada semacam pasar yang banyak berisi warung, kami pun mengunjunginya untuk menganalisa pilihan makanan yang ada. Hasilnya, selain lagi-lagi opsi sate dan gule, hampir semua warung yang ada di sana menyediakan menu haram. Yang tidak makan babi hati-hati ya, karena sebagian besar tidak mencantumkan hal tersebut. Saya juga sempat hampir keliru memesan di warung nasi campur yang ternyata berlaukkan olahan binatang tersebut, hehehe.

Dengan pilihan yang sangat terbatas, diputuskan untuk kembali ke hotel dan memesan makanan di sana. Harganya memang murah, rata-rata dua puluh ribu rupiah saja, tapi porsinya juga cukup imut. Menu spaghetti bolognaise yang saya pesan terlihat (dan terasa) seperti hasil buatan spaghetti instan merk tertentu.

Spagheti Bolognaise

Spagheti Bolognaise

Setelah makan malam dengan ditemani pemandangan pasangan-pasangan yang sedang asyik memadu kasih di pinggir pantai, kami menutup malam dengan terlebih dahulu memesan tempat di tour dolphin yang disediakan pihak hotel. Setengah enam pagi adalah waktu standby yang disyaratkan. Pengalaman dalam mengikuti tour berburu lumba-lumba ini dapat disimak pada kanal TreplingXYZ di Youtube atau pada video di bawah ini.

Narsis di tengah laut

Narsis di tengah laut

Penampakan dolphin

Penampakan dolphin

Kepuasan mengikuti tour tergandakan dengan sesi breakfast di hotel yang masih belum berakhir ketika kami kembali. Seperti yang sudah disampaikan pada saat check-in, menunya biasa saja. Hanya ada nasi jinggo dan sup. Tapi lumayan lah untuk mengganjal perut sebelum check-out dan kembali ke hiruk pikuk Kuta.

Sarapan

Sarapan

Bagi TreplingLopers yang berencana untuk bepergian ke Singaraja, Bali, berikut ini beberapa tips yang bisa diperhatikan:

  • Jangan lewatkan untuk mengikuti tour Dolphin. Jika lokasi menginap jauh dari pantai, sebaiknya ikut tour yang disediakan oleh pihak hotel. Harganya tidak jauh berbeda, plus bisa lebih lama di laut. Tapi kalau memang gampang mabuk laut ya mau tidak mau sebaiknya ikut tour langsung di pantai.
  • Karena jarak dari Kuta atau Denpasar ke Singaraja cukup jauh dengan medan yang tidak mudah, sebaiknya menginap semalam di Singaraja jika ingin melihat lumba-lumba. Sekaligus bisa merasakan suasana pulau Bali yang berbeda di sana.
  • Hampir tidak ada rumah makan / restoran dan minimarket di kota Singaraja. Pilihannya hanya warung pinggir jalan (jangan lupa diperhatikan kehalalannya jika muslim) dan supermarket Carrefour. Untuk minimarket baru tersedia banyak di jalan raya yang menuju ke arah pantai Lovina.
  • Saya belum sempat melakukan pengecekan data, tapi sepertinya sebagian dari penduduk Singaraja beragama muslim. Mudah ditemui mushola dan masjid, termasuk di perkampungan pantai di sebelah POP Hotel. Pada saat berlayar juga terlihat banyak tempat ibadah agama Islam tersebut di pinggir pantai.
  • Selain pantai Lovina, beberapa tempat wisata lain di sekitar kota Singaraja yang bisa dikunjungi adalah pemandian air panas Banjar, Pura Maduwe Karang (terkenal dengan reliefnya yang unik), Secret Garden Sambangan, Pura Dalem Jagaraga, serta air terjun Singsing.
  • Jalan utama dari Kuta / Denpasar menuju Singaraja melalui beberapa air terjun dan obyek wisata lain. Yang populer karena berada tidak jauh dari jalan utama adalah Pura Ulun Danu Beratan, air terjun Campuhan, dan air terjun Gitgit. Jangan dilewatkan jika energi masih tersedia.

Hepi trepling, gaes!

Galeri Foto

Peta Lokasi