Kalau Jepang punya Hutan Bambu Sagano, Surabaya punya Hutan Bambu Keputih. Yah, gak mirip-mirip amat sih, tapi di kedua tempat tersebut kita sama-sama bisa berfoto dengan latar belakang pohon bambu yang keren. Hutan Bambu Keputih sendiri dulunya adalah lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Namun karena sudah lama tidak digunakan lagi, maka oleh pemerintah kota disulap menjadi tempat wisata alam yang instagramable alias asik buat foto.
Rute menuju tempat wisata alam ini cukup mudah. Lokasi yang akurat sudah tersedia di Google Maps. Kalau masih bingung, ancer-ancernya adalah Terminal Keputih. Di belakang terminal tersebut ada Taman Sakura (dulunya Taman Harmoni), sedangkan tepat di seberang taman adalah Hutan Bambu. Terminalnya sendiri juga cukup keren loh, bersih dan rapi, berbeda dengan pandangan kita selama ini tentang terminal yang biasanya kotor dan acak-acakan. Sering dijadikan tempat pameran produk UKM Surabaya juga.
Kembali ke hutan. Tidak ada pungutan tiket masuk alias gratis. Parkir motor masuk ke dalam, sedangkan untuk mobil bisa diparkir di pinggir jalan. Sebetulnya ada juga area parkir Taman Sakura yang lebih luas, tapi waktu saya ke tempat ini jalannya diberi penghalang, hanya cukup dilewati sepeda motor saja. Masih tentang mobil, tidak jelas biaya parkirnya, tapi sepertinya standar tempat wisata di Surabaya, Rp 5000,-
Area Hutan Bambu memiliki empat jalur yang bisa dijelajahi. Karena lokasinya yang memang cukup keren, tempat ini sering dijadikan ajang foto pre-weddin. Bahkan ada dua sesi pemotretan sekaligus ketika saya mengunjungi tempat ini. Sebagai masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi sikap tenggang rasa dan tepo seliro, terpaksa harus mengalah, berjalan agak melipir-melipir supaya aktivitas mereka tidak terganggu.
Saya tidak pandai mengira-ngira jarak, tapi sepertinya luas Hutan Bambu adalah sekitar 100 x 15 meter (mohon diralat jika salah). Memang tidak terlalu luas, tapi di tengah padat dan teriknya kota Surabaya, hembusan angin sepoi yang ditawarkan hutan hijau dengan tanah kompos yang subur ini jelas sulit untuk ditolak.
Yang perlu diperhatikan, bagi teman-teman yang jijik atau alergi serangga, selain semut, di tempat ini banyak ditemui ulat seperti pada gambar di bawah. Jumlahnya mungkin bertambah pada saat habis turun hujan. Meskipun tidak menggigit dan sepertinya juga tidak bikin gatal, tapi kalau lihat yang bertumpuk seperti ini ya risih juga.
Di seberang, selain ada Taman Sakura, juga ada lahan hutan bambu lainnya. Hanya ada dua ruas di sana, dan sepertinya orang-orang tidak terlalu suka berfoto di sana. Kelebihannya sih, ada bangku bambu untuk duduk-duduk santai di tengah rindangnya pohon bambu sembari menyaksikan aktivitas di Taman Sakura. Saya sendiri tidak terlalu jauh mengeksplor taman tersebut karena sekilas tidak melihat ada sesuatu yang istimewa. Agak bete juga melihat ada seekor monyet yang dikurung di dalam kandang di sana. Kasihan.
Bagi yang gemar eksis di sosmed, atau yang ingin sekedar melepaskan diri dari rutinitas sehari-hari di kota metropolitan Surabaya, wisata alam Hutan Bambu dan Taman Sakura ini bisa menjadi pilihan. Apalagi tidak dipungut biaya sama sekali untuk menikmatinya. Waktu berkunjung sebaiknya pada sore hari karena sinar matahari dan langit pada saat menjelang matahari terbenam (sunset) akan menghasilkan efek yang luar biasa di balik kerindangan batang pohon bambu.
Info Detil dan Peta Lokasi
Nama Tempat: Hutan Bambu & Taman Sakura
Alamat: Jl. Raya Marina Asri, Keputih, Sukolilo, Surabaya
Tiket Masuk: Gratis
Parkir: Rp 5000,- (Mobil) / Rp 2000,- (Motor)
Galeri Foto
- Bukti otentik kalo sudah mampir
- Sunset mestinya lebih keren nih
- Penampakan Taman Sakura
- Sudut keren Hutan Bambu lainnya
- Kolam di Taman Sakura
- Terminal Keputih
- Hutan Bambu versi Taman Sakura
- Penunggu Hutan Bambu, jangan diganggu
- Penampakan Hutan Bambu
- Keren yah
wah kelihatannya harus dikunjungi wisata alam dan hutan bambu di keputih ini, walaupun saya asli surabaya masih belum pernah main ke taman sakura.