Panduan · February 9, 2017 7

Tips Lolos Random Check Imigrasi Jepang

Beruntunglah TreplingLopers yang tahun-tahun kemarin sudah pernah ke Jepang karena mungkin tidak akan dag dig dug menghadapi counter imigrasi di bandara Jepang yang kini acap melakukan random check, terutama untuk wisatawan yang berasal dari Indonesia. Ini memang bukan salah Jokowi, juga bukan salah pemerintah Jepang, melainkan karena menjamurnya pekerja-pekerja ilegal asal Indonesia yang memanfaatkan visa waiver untuk tidak balik lagi ke kampung halaman selama tiga kali lebaran. Ditambah dengan adanya kasus penjambretan yang dilakukan TKI asal Indonesia. Korbannya nenek-nenek pula. Duh.

Dengan alasan yang sama, Jepang bukanlah satu-satunya imigrasi yang kini memperketat arus masuk wisatawan asal Indonesia. Singapura (yang melalui Batam), Malaysia (yang melalui Johor Bahru), dan Korea termasuk di antaranya. Bahkan Thailand yang sebelumnya surga bagi backpacker dan traveler manca negara pemula mulai bulan Maret 2017 ini hanya memperbolehkan bebas visa melalui jalur darat sejumlah 2 kali saja dalam setiap tahunnya. Selanjutnya harus menggunakan visa seperti turis dari negara-negara lain yang tidak bebas visa.

Untuk bisa lolos alias menghindari apes terkena random check sebenarnya tidak terlalu sulit. Berikut beberapa tipsnya.

Percaya Diri / Tidak Gugup

Ini yang paling utama. Bagi yang sudah sering bepergian ke luar negeri dan melewati kounter imigrasi mungkin tidak menjadi masalah. Namun beda dengan yang baru pertama kali ber-trepling-ria. Padahal, semakin kita gugup, petugas imigrasi akan semakin curiga dengan kita. Apalagi kalau pada saat ditanya kita menjawab dengan terbata-bata atau gelagapan.

Untuk menghilangkan rasa gugup dan terlihat lebih pede, tersenyumlah kepada petugas pada saat menuju ke kounter imigrasi. Ditambah dengan sapaan akan jadi lebih baik. Tidak perlu dengan bahasa Jepang kalau memang tidak bisa, dengan bahasa Inggris biasa pun tak masalah. Yang penting bisa membuat kita menjadi relax dan santai.

Isi Kartu Imigrasi

Sebelum menuju ke kounter imigrasi, pastikan kartu imigrasi yang biasanya dibagikan saat penerbangan sudah terisi semua. Cukup mudah kok mengisinya. Tidak berbeda dengan kartu imigrasi negara-negara lain. Nama tempat menginap juga WAJIB diisi. Apabila ingin mencari tempat menginap ala go show, sebaiknya tetap menyiapkan fake booking hotel agar tidak dipermasalahkan oleh petugas imigrasi. Jangan khawatir, petugas imigrasi di negara manapun sampai detik ini tidak ada yang melakukan pengecekan langsung ke hotel yang bersangkutan untuk memastikan kita benar-benar menginap di sana atau tidak kok 🙂

Contoh kartu imigrasi Jepang dapat dilihat di bawah ini.

Japanese immigration card for foreigners

Persiapkan Semua Dokumen

Ini seringkali diremehkan oleh traveler asal Indonesia. Kebanyakan beranggapan sudah pasti lolos masuk ke tanah Jepang apabila memiliki lembaran Visa. Padahal, memiliki visa sama sekali tidak menjamin liburan kita bakalan berjalan lancar atau tidak.

Hal yang pertama kali diminta oleh petugas imigrasi, baik apabila mereka curiga dengan kita atau sekedar iseng, adalah dokumen yang terkait dengan perjalanan kita. Ini mencakup itinerari, bukti pemesanan hotel, bukti pemesanan tiket pulang ke negara asal, bukti pembelian tiket tempat wisata (jika ada), bukti pembelian tiket bus antara kota (jika ada), bukti pembelian JR Pass (jika ada), dan sebagainya. Jangan pelit, CETAK semua dokumen tersebut dan siapkan di tempat yang mudah dijangkau di dalam tas, agar bisa segera kita serahkan apabila diminta oleh petugas. Sekali lagi ini bukan gertak sambal karena sudah ada beberapa kasus rombongan turis asal Indonesia yang dipulangkan karena HANYA menyerahkan itinerari saja. Sakit loh rasanya kalau sudah nyampe di bandara sono dan harus balik lagi ke tanah air beta cuma gara-gara males nyiapin hal sepele semacam ini.

Membawa Bekal Uang

Jika petugas masih belum percaya sepenuhnya kepada kita, ada kemungkinan kita juga akan diminta untuk menunjukkan bukti keuangan. Dalam hal ini berupa kartu kredit dan uang fisik (yen, bukan mata uang lain). Uang Yen lebih diutamakan. Meski memang agak merepotkan, namun tidak ada salahnya jika kita juga menyiapkan bekal uang yen sejak berangkat dari Indonesia, TERUTAMA bagi pemegang e-paspor dan visa waiver.

Berapa jumlah uang yen yang harus dibawa? Agak sulit untuk menentukan nilai pastinya karena ini tergantung kebijakan dari petugas yang melakukan pemeriksaan. Tapi yang AMAN adalah 10000 Yen x jumlah hari untuk pemegang visa waiver, dan separuhnya dari itu untuk pemegang visa biasa.

Tertib Selama Mengantri

Tahukah teman-teman bahwa petugas imigrasi terkadang sudah menandai kita untuk diperiksa pada saat ia melihat kita tidak tertib saat mengantri? Ini mencakup menyerobot antrian dan juga bersikap norak saat berada dalam antrian. Misalnya mengobrol dengan keras, tertawa ngakak, dan sebagainya. Ingat, negara Jepang terkenal dengan penduduknya yang sangat taat dengan aturan. Saya sendiri kalau jadi petugas imigrasi juga pasti akan ngelakuin hal yang sama sih. Kalau perlu yang norak-norak langsung aja gak dikasih cap, hehehe.

Dan sedihnya, jika teman-teman sering bepergian ke luar negeri, pasti pernah setidaknya sekali menemukan orang Indonesia yang menyerobot antrian imigrasi di luar sana. Malu-maluin 🙁

Dibandingkan dengan petugas imigrasi negara lain, petugas imigrasi di Jepang masih lebih manusiawi dan bersahabat. Pada dasarnya, saat mereka melakukan random check, mereka memang benar-benar ingin mengetahui apakah kita seriusan berniat untuk berlibur ke Jepang dan bakal kembali lagi ke Indonesia. Jadi, tidak perlu takut dan khawatir apalagi nanti terkena rutinitas pemeriksaan acak tersebut. Keep smile ajah 🙂

Oh ya, satu lagi, bagi yang itinerarinya mencantumkan stay di satu kota dalam jangka waktu yang tidak normal (dari sudut pandang turis), ada kemungkinan bakal dipertanyakan dan terkena random check. Misalnya saja kita hanya berputar-putar di Tokyo selama 8 hari. Petugas imigrasi pasti akan curiga karena umumnya turis yang datang ke Jepang akan berpindah-pindah kota, apalagi jika ia punya waktu selama 8 hari. Jadi siapkan saja argumen teman-teman sebaik-baiknya, hehehe.

Salam Trepling!