Aktivitas · January 26, 2023 0

Tilleke & Gibbins Museum of Counterfeit Goods | Belajar Seluk Beluk Barang KW di Bangkok Dari Sisi Hukum

Tilleke Museum of Counterfeit Goods adalah satu dari sekian banyak museum di Bangkok yang mungkin belum pernah teman-teman dengar.

Wajar karea ini memang bukan museum umum atau pemerintah.

Melainkan milik sebuah perusahaan atau firma hukum bernama Tilleke & Gibbins.

Terlebih lagi, lokasinya cukup jauh dari pusat kota. Namun dekat dengan Wat Pariwat Ratchasongkram.

Sekilas Tentang

logo tilleke and gibbins

logo tilleke and gibbins

Tilleke & Gibbins adalah sebuah firma hukum multinasional yang memiliki kantor cabang di beberapa negara Asia.

Tidak hanya di Thailand, melainkan juga di Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam, dan Indonesia!

Salah satu jenis kasus yang cukup sering mereka tangani adalah yang berkaitan dengan pemalsuan produk atau merk dagang.

Saking banyaknya, pada akhirnya mereka memutuskan untuk membuat sebuah museum dan memajang berbagai contoh produk KW yang kasusnya mereka tangani selama ini.

Mulai dari fashion, alat tulis, peralatan rumah tangga, obat-obatan, hingga mainan.

salah satu sudut museum of counterfeit goods

salah satu sudut museum of counterfeit goods

Diberi nama Museum of Counterfeit Goods, lokasinya ada di dalam gedung Supalai Grand Tower. Di lantai yang sama dengan letak kantor mereka berada.

Berdirinya sejak tahun 1989 silam.

Kabarnya ada lebih dari 4000 barang yang dipamerkan di museum yang bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai peredaran produk palsu di pasaran itu.

Sejalan dengan visi misi mereka, museum privat tersebut tidak memungut biaya masuk sama sekali.

Kita, sebagai calon pengunjung, hanya perlu membuat perjanjian terlebih dahulu sebelum datang ke sana.

Jangan terlalu pede dan langsung datang. Bisa jadi malah diusir security, hehehe.

Pengalaman Mengunjungi Museum of Counterfeit Goods

Sesuai prosedur, saya menghubungi pengelola museum ini melalui email 2 hari sebelum hari H.

Untungnya, walau saat itu sudah akhir pekan, mereka masih gercep dalam merespon. Saya pun diminta untuk datang sesuai jadwal hari Senin. Yaitu pada pukul 14.00.

Awalnya saya berangkat menggunakan bus. Di luar perkiraan, jalanan Bangkok macet parah di siang hari.

Hingga pukul 13.30 saya masih separuh jalan menuju Supalai Grand Tower.

Tidak mau terlambat, saya putuskan untuk turun di halte terdekat dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Bolt, ojol lokal Bangkok.

Seharusnya tiba tepat waktu, eh ojolnya malah nyasar. Yang harusnya putar balik justru tancap gas.

Apesnya lagi, putaran berikutnya jaraknya SANGAT jauh. Berkilo-kilo meter jaraknya.

Alhasil baru tiba pada pukul 14.10.

Mengingat gedung ini merupakan area perkantoran, saya diwajibkan untuk melapor terlebih dahulu ke bagian resepsionis.

Selanjutnya saya diberi kartu akses sementara sebagai tamu.

kartu akses tamu

kartu akses tamu

Namun saya lupa ada di lantai berapa museum Tilleke & Gibbins. Kalau tidak salah sih lantai 6.

Untungnya, pengunjung museum lain yang sudah janjian ternyata belum datang. Jadi tidak telat telat amat, hehehe.

Seperti layaknya museum privat lain yang pernah saya kunjungi di Bangkok, ada pemandu yang mendampingi dan memberikan penjelasan.

Sayang karena ada etalase-etalase tertentu yang tidak boleh direkam, maka saya tidak bisa membuat video. Hanya mengambil beberapa foto saja.

Banyak sekali informasi menarik mengenai perdagangan barang tiruan di Thailand. Dari pemalsuan merk yang umum seperti kaos. Hingga peniruan model sepeda motor yang bikin geleng geleng kepala.

barang kw yang paling mudah ditemui di seluruh penjuru dunia

barang kw yang paling mudah ditemui di seluruh penjuru dunia

Saya jadi paham bahwa produsen barang KW ternyata tidak pandang bulu. Barang kebutuhan sehari-hari yang terlihat remeh pun ada versi KW-nya.

Bakal kepikiran gak sih kalau ada KW-nya isolasi atau selotip?

Si pemandu juga memberi gambaran bagaimana mereka, sebagai penegak hukum, membuktikan mana barang yang asli dan mana barang yang palsu.

Metodenya bisa jadi berbeda antara jenis barang yang satu dengan yang lain.

Bisa dari bentuk, warna, ukuran, hingga kemiripan secara tema.

hayo ngaku siapa yang punya buku bajakan kayak gini

hayo ngaku siapa yang punya buku bajakan kayak gini

Bahkan ada yang terbongkar kepalsuannya cuma gegara ada karyawan mereka yang acap menggunakan versi asli. Alhasil perbedaan sangat kecil bisa langsung ia ketahui.

Overall, puas banget mendatangi Museum of Counterfeit Goods ini.

Banyak membuka mata dan menambah pengetahuan mengenai seluk beluk barang KW dari sisi hukum.

Info Lokasi dan Peta

Seperti disebutkan di atas, museum ini terletak di dalam gedung Supalai Grand Tower.

Transportasi publik yang tersedia hanya bus dengan halte terdekat adalah halte Supalai Grand Tower dan halte Techa Sampun Association yang ada di seberang jalan.

Kedua halte tersebut dilalui oleh bus bernomor 205.

Nama Tempat: Tilleke & Gibbins Museum of Counterfeit Goods
Alamat: ซอย นราธิวาสราชนครินทร์ 30 Khwaeng Chong Nonsi, Yan Nawa, Bangkok 10120, Thailand
Jam Buka: Senin (14.00), Kamis (10.00)
HTM: Gratis
Situs Web: https://www.tilleke.com/museum/

Penutup

Museum of Counterfeit Goods dari Tilleke & Gibbins ini menambah koleksi museum unik yang sukses saya kunjungi di Bangkok.

Sayangnya, saat artikel ini ditulis, status tempat ini di Google Maps adalah tutup sementara. Entah benar atau tidak.

Jika teman-teman ingin mengunjunginya, silahkan konfirmasi ulang melalui info kontak yang tersedia di situs mereka.

Yang jelas, sangat saya rekomendasikan bagi yang ingin menambah pengetahuan mengenai industri dan perekonomian di Thailand. Khususnya dari sisi hukum.

Selamat trepling!